Senin, 26 Januari 2015

Kisah Kyai Nur ketika mondok di pesantren

ngaji laku thoreqoh itu bukan mempelajari teori, tapi laku LAKU, LELAKU, kalau lagi ngaji teori itu namanya berteori, lalu dapat ilmunya dari mana ? ilmunya dari ilham, jadi waktu mengaji itu memperbanyak beramal, memperbanyak taubat, tau kan imam ghozali, atau ibnu atto'illah, itu beliau imam ghozali menulis ikhya' itu dari ilham, juga ibnu atto'illah itu dari ilham bukan dari berteori.

saya dulu mesantren thoreqoh, kalau malam dzikir, sampai pagi, kalau kadang dzikirnya di ganti kerja membangun majlis thoreqoh, maksudnya apa? maksudnya nanti majlis itu akan di pakai dzikir dan saya akan memetik hasilnya nanti setelah saya pulang, jadi kalau tdk kerja saya dzikir malam sampai pagi subuh, setelah sholat subuh , saya tidur, sampai jam 9 bangun lalu bekerja membangun majlis, sampai sore, setelah asar masak untuk buka puasa, kalau tdk ada kayu saya ke hutan dulu cari kayu, lalu pulang dan masak, memasakkan santri, maksud saya memasakkan santri agar mereka yg dzikir saya dapat bagiannya, mereka puasa saya dapat pahala dobel puasa sendiri dan pahala puasa teman santri saya, karena saya yakin apa yang saya lakukan itu akan memetik hasil ketika saya di rumah nanti,

belajar ikhlas, kita yang masakkan kita yang beli apa saja keperluan masak, ya ndak papa di anggap saya tukang masak, kadang malah kalau masakan keasinan saya di komplain, atau masakan saya kurang matang atau masakan saya matangnya lama saya di komplain, bahkan kalau saur, saya masak di dapur sendirian, malam-malam, klutak klutik sendiri, lalu setelah matang saya bangunkan santri, satu satu saya bangunkan dengan sabar, kadang sudah di bangunkan harus saya ulang 3 kali, karena susah bangunnya, saya berpikir, dalam hati, ndak papa, sekarang saya sengsara, insaAllah apa yang saya lakukan akan memetik hasilnya nanti.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda