Minggu, 04 Januari 2015

kedudukan kewalian dan guru rohani

Wali-wali yang menjadi guru pembimbing, memiliki kedekatan yang serupa dengan Nabi s.a.w dengan Tuhannya. Amanah dan penjagaan terhadap ilmu ketuhanan yang serupa dianugerahkan kepada mereka. Mereka merupakan Pemegang sebagian daripada kenabian, dan diri batin mereka selamat di bawah penjagaan Rasulullah s.a.w. dalam wali-wali pembimbing juga ada tingkatan kedudukan, sudah pernah saya tulis update status saya soal kedudukan kewalian dalam sifat secara umum, ini sedikit ku tulis soal kedudukan kewalian secara khusus, kesejatian kewalian dalam pembimbing itu semua membawa cahaya nur muhammad, besar kecilnya cahaya itu yang menjadikan tinggi rendahnya derajad, dalam penggambarannya nur Allah itu memancar pada nur muhammad dan nur muhammad itu memnacar paa orang yang di kehendakinya, orang yang di kehendakinya membawa nur paling besar itu mempunyai keturunan terdekat dengan rosululloh sendiri, sebab yang kuat membawa cahaya yang besar itu hanya bibit yang unggul.

ingat suatu kata, tulisan, gerak, laku, itu kcalau tidak membawa cahaya maka tidak begitu ada efek yang di timbulkan, sekalipun itu di ucapkan menggebu-gebu, efek di sini yang maksud adalah efek pancaran keimanan keyakinan dan tarikan kekuatan beribadah pada Allah, bukan efek melakukan suatu kemaksiatan, jadi ucapan ajakan, tulisan seruan kepada ibadah itu tak akan berimbas menimbulkan bekas di dalam hati jika tulisan atau ajakan itu tdk ada nur muhammad di dalamnya, jika ada nur muhammad di dalamnya atau di sandarkan pada orang yang memiliki gilang gemilang nur muhammad, maka efek yang di timbulkan, berbekas sangat kuat, nah kuatnya bekas yang di timbulkan itu tergantung dengan tinggi rendahnya kedudukan orang yang memiliki nur muhammad itu, bekas yang di timbulkan itu bukan hanya berbondong-bondongnya orang yang datang tapi kuatnya orang menjalankan ajakan itu menjalankan amaliyah yang di berikan, ada kehangatan semangat menggelora membakar kemauan kuat dalam hati orang yang menerima pancaran nur muhammad yang di bawa oleh orang yang ada nu muhammad i dalam dadanya.

dalam kewalian itu tingkatan pembimbing setiap jaman ada, ada namanya wali kutub, yaitu yang mencetak wali-wali kecil untuk menjadi
tentara yang akan membimbing orang awam kebanyakan, untuk mencapai derajad kemakrifatan sesuai kdar masing masing orang, ada bayak wali kutub sejak jaman rasululloh sampai sekarang, karena setiap masa itu ada, ada kadang satu masa beberpa wali kutub, dalam wali kutub juga ada tingkatan-tingakatan, jadi ada wali kutub tingkat rendah biasanya untuk membimbing banyak orang, dan ada wali kutub tingkatan menengah dan tinggi, mereka membimbing para wali yang lebih punya tingkatan, dan ada kedudukan di atas wali kutub, yaitu wali yang ada di jaman-jaman tertentu, sejak jaman nabi muhammad sampai hari kiamat hanya ada empat saja, namanya imamul auliya, yang menjadi imam bagi semua wali, semua auliya akan berdiri di belakangnya untuk ikut sholat berjamaah di belakangnya, sebagaimana nabi itu imamul ambiya wal mursalin, menjadi imam bagi para nabi dan rosul. kedudukan imamul auliya ini memegang kedudukan semua wali dari wali qutub sampai wali badal semua ada padanya, di ajar langsung oleh rosululloh saw.

dalam pengertian orang di ajar langsung oleh rosululloh saw itu juga sebenarnya di dalamnya ada tingkatan-tingkatannya, hadis riwayat Muslim dan Abû Dâwûd melalui jalur Abû Hurairah ra. Berikut teks hadis tersebut:
“Siapa yang melihatku saat mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan sadar atau seakan-akan ia telah melihatku. Dan syetan tidak bisa menyerupai diriku.” dalam kontek kebenarannya, saya hanya akan mengambil kata "Dan syetan tidak bisa menyerupai diriku" jadi jelasnya begini, jadi para auliya' yang tingkatannya tinggi, misal sekelas wali kutub itu mereka juga di ajar langsung di bawah rosululloh SAW, tapi di bawah rosululloh itu banyak macamnya, seperti orang indonesia yang ke luar negeri, di tanya orang, kamu jabatannya apa? saya di bawah joko wi presiden indonesia, nah kedudukan di bawah joko wi itu ada yang berkedudukan sebagai lurah, camat, bupati, gubernur, dll, bahkan hansip juga ada, jabatan hansip tentu beda dengan jabatan gubernur, sekalipun duduk di kursi yang sama waktu menghadiri kondangan, jadi ketika seseorang itu di temui oleh nabi saw, dan itu benar tidak sama sekali di tiru oleh setan, kalau itu bentuk menyerupai nabi, karena rosululloh sendiri tak bisa di tiru oleh setan atau jin, ini bukan yang mengaku nabi lo ya, kalau mengaku nabi, setan juga jin jelas bisa melakukan kamu juga bisa kok mengaku nabi, ini bahasannya soal menyerupai nabi, setan tdk bisa membentuk menyerupai nabi saw, tapi biasanya rosululloh memerintahkan malaikat untuk menyerupai beliau, jadi mendatangi orang yang di kehendaki, juga para wali kutub itu tak ada yang di datangi ruh asli/idhofi rosululloh, tapi hanya di datangi ruh biasa, dan orang yang di datangi ruh idhofi rosululloh itu hanya para auliya yang menjadi imam dari para wali, karena apa kok imamul auliya itu di datangi rosululloh secara langsung, karena orang itu harus memakai jubah yang di berikan rosululloh namanya jubah imamah, sebagai penerus rosululloh saw, atau warosatul ambiya, dan yang memakaikan dan mengangkatnya juga rosululloh saw, di saksikan semua nabi dan sahabat.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda