Minggu, 30 November 2014

karomah dan kedudukan

Orang bisa bergerak dalam satu tempat ke tempat yang lain dalam sekedipan mata, di sebut to'yul ardhi, atau melipat bumi, sehingga mampu menempuh jarak kutub selatan ke kutub utara dengan cepat, itu adalah kekeramatan, karomah, sama juga orang bisa menyelesaikan sesuatu yang banyak dengan waktu yang pendek, bisa melintas 3 tahun dalam tiga detik, atau hatam qur'an 7 kali dalam satu hari, hal itu di namakan to'yul wakti atau melipat waktu, karomah kekeramatan begitu mencengangkan bagi kebanyakan orang awam, dan selalu menghubungkan bahwa yang bisa melakukan hal seperti itu adalah para waliyulloh, padahal iblis juga bisa terbang dari satu sisi jagad ke sisi jagad yang lain dalam sekejab mata, juga menempuh waktu yang panjang dengan masa yang pendek, tapi iblis bukan walinya Allah.

kekeramatan dan kelebihan yang khorikul adat itu bukan menunjukkan keunggulan kedudukan maqom seseorang di sisi Allah, contohnya rosululloh SAW walau pernah isro' mi'rot dan menempuh ku langit sampai sidrotul muntaha langit paling ujung, dalam satu malam saja, tapi beliau ketika hijrah tidak memakai cara itu, beliau berjalan biasa sebagaimana manusia, padahal waktu itu saat genting di kejar oleh orangkafir mau di bunuh, tapi rosululloh SAW tetap berjalan biasa, melewati padang pasir yang panas dengan jalan kaki, di tempuh ujian dan perjalanan dengan sabar, padahal rasululloh SAW itu seutama-utamany
a manusia, dan rosululloh itu suri tauladan yang paling baik, jadi tanda seseorang melebihi kekeramatan, atau karomah itu bukan menunjukkan tingginya maqom kedudukan orang itu di sisi Allah.

dalam proses perjalanan itu di dalamnya ada ujian ada berbagai rintangan itu adalah untuk menempa manusia, agar sabar, dalam sabar ada pahala besar, dg sabar orang itu menjadikan kedudukannya makin dengan Allah, karena Allah itu beserta orang yang sabar, jika tidak ada ujian bala bencana, maka kesabaran itu tak ada, juga di dalamnya ada ketawakalan, dan dalam ketawakalan itu ada rahasia, yaitu tanggungan Allah, agar orang itu bisa membaca dan bisa melihat bagaiman caranya Allah itu memberikan tanggungan kepada kebutuhan kita, itu tak terjadi kalau tak adanya bala' bencana ujian, yang datang menimpa seseorang sehingga kemudian orang yang di timpa bertawakal kepada Allah, berserah diri pada Allah, lalu baru tanggungan Allah itu akan terlihat, dan setelah kita melihat maka akan timbul rasa syukur. jadi apa yang menimpa manusia itu cara Allah mendidik kita ke berbagai maqom dan kedudukan kewalian, maqom kedudukan di sisi Allah. jadi bukan orang yang banyak kekeramatannya itu menunjukkan maqom kedudukan orang itu tinggi di sisi Allah, ya memang karomah/kekeramatan itu menunjukkan kemulyaan orang itu di sisi Allah, tapi Allah lebih menekankan kemulyaan atau maqom kedudukan orang itu tinggi di sisi Allah itu lebih bisa di lihat dari bagaimana ruhani orang itu ketika di timpa bala tentara bencana, adakah rasa takut dan kawatir? para waliyulloh itu orang yang tak berubah ibadah dan istiqomahnya ketika di timpa bencana atau mendapatkan nikmat, kejadian di dunia seisinya ini, entah meninggalnya anak, lariya istri, hilngnya harta benda, atau mendapat lotre trilyunan itu sama sekali tak mengubah hatinya, di hatinya hanya Allah saja, ketika di timpa susah, amak tak ada kekawatiran, hatinya tetap bersyukur dan ridho terhadap apa saja yang Allah kehendaki. hatinya lapang dada menerima taqdir yang membawa dirinya.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar” (Yunus: 62-64)

Rosululloh SAW bersabda “Sesungguhnya diantara hamba Allah ada sekelompok manusia yang bukan Nabi dan bukan Syuhada’. Mereka dikelilingi oleh para Nabi dan Syuhada’ di hari kiamat karena kedudukannay disisi Allah.” Para sahabat bertanya:” Wahai Rasulullah, kabarkan kami siapa mereka?” Rasulullah menjawab: “Mereka adalah kaum yang saling mencintai dengan ruh Allah (ulama menafsiri: Al-Quran) tanpa hubungan keluarga antara mereka dan tanpa uang yang diberikan pada mereka. Demi Allah, sungguh wajah mereka adalah cahaya dan mereka diatas cahaya. Mereka tidak takut saat manusia ketakutan. Mereka tidak sussah saat semua manusia diterpa kesusahan.” Lalu Rasulullah membaca: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (HR Abu Dawud No 3527 dari Umar bin Khattab)

jadi di samping para waliyulloh itu adalah orang yang hatinya tak terpengaruh dengan gonjang ganjingnya dunia , mereka juga adalah orang yang mencintai muslim lain, tak rela muslim lain itu jatuh dalam jurang kesengsaraan, jatuh dalam neraka, mereka mencintai muslim lain bukan karena uang atau harta benda atau hubungan saudara, tak susah ketika BBM naik harga, tak takut ketika terjadi apa saja, karena yakin dengan tanggungan Allah. hatinya adem ayem.

Rasulullah Saw bersabda saat haji wada’ (perpisahan): Sesungguhnya para wali Allah adalah orang-orang yang mendirikan salat 5 waktu yang diwajibkan bagi mereka, berpuasa Ramadlan dengan mengharap pahala dan memenuhi kewajiban, memberikan zakat hartanya dengan mengharap pahala, dan menjauhi dosa besar yang dilarang oleh Allah” (HR al-Hakim No 7666 )

Dalam Hadis Qudsi Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : Barangsiapa yang memusuhi seorang wali maka Aku mengizinkan berperang. Tidak ada yang seorang hamba yang mendekatkan diri kepadaKu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku tiada berhenti mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya, tangan yang dipukulnya, langkah kakinya. dan jika ia meminta maka sunggu Aku kabulkan, dan jika ia berlindung kepadaKu, niscaya Aku lindungi” (HR Al-Bukhari)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda